BAB I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Drama sebagai salah satu genre sastra mempunyai sifat yang berbeda dengan novel atau cerita prosa lainnya. Penerbit menerbitkan novel atau cerita prosa itu dengan tujuan agar dapat dinikmati oleh pembacanya. Pembaca menikmati karya-karya sastra tertulis secara individual sekali ialah dengan membacanya. Sebaliknya, karya drama ditulis dengan maksud untuk dipentaskan dan dinikmati bersama-sama. Teks drama tersebut menjadi hidup karena telah diinterpretasi oleh pelakunya dan diperagakan dalam pementasan (Gray dalam Sahid, 2000: 82).

Dalam proses tersebut, pembaca adalah penerima yang pasif sedangkan sastrawan pengirim pesan yang aktif, namun kenyataannya tidaklah demikian. Pada dasarnya, teks drama merupakan susunan huruf, kata, kalimat, dan alinea yang bisa dijadikan sebagai sarana penyampai pesan. Jika pembaca secara aktif menafsirkannya, teks drama akan menjadi sarana penyampai pesan yang dapat diciptakan kembali oleh pembaca. Jika tidak, teks drama mungkin merupakan kertas bertulisan yang bisa saja menjadi bungkus kacang.

Kegiatan membaca dapat dianggap sebagai suatu proses untuk pemahaman karena sewaktu membaca kita akan memahami apa yang disampaikan oleh bacaan tersebut. Meskipun kita belum paham tentang isi bacaan tersebut, dengan sendirinya akan mengundang sesuatu yang dapat meningkatkan pemahaman kita. Setelah membaca kita akan menangkap atau mengetahui pesan-pesan yang ingin disampaikan penulis. Sangat terasa bahwa membaca akan memberikan dampak positif kepada seorang manusia yang hidup. Oleh karena itu, keterampilan membaca harus dikembangkan dan diajarkan kepada setiap orang sejak dini. Jika tidak dikembangkan dan diajarkan sejak dini maka anak-anak akan merasa segan untuk menyentuh buku apalagi untuk membacanya.

Di sekolah-sekolah, naskah drama paling tidak dinikmati. Minat siswa dalam membaca karya sastra yang terbanyak adalah prosa, menyusul puisi, baru kemudian drama. Perbandingannya adalah: 6:3:1. Hal ini disebabkan karena menghayati naskah drama yang berupa dialog itu cukup sulit dan harus tekun. Penghayatan naskah drama lebih sulit daripada penghayatan naskah prosa atau puisi (Waluyo, 2002: 2). Keadaan yang demikian sudah tentu akan menimbulkan kesukaran bagi guru dan rasa tidak minat pelajar terhadap sastra yang dapat berakibat kepada proses pengajaran dan pembelajaran bahasa dan sastra menjadi tidak berkesan bagi siswa (http://www.cikgu.net.my/malay/berita/moreberita. php3?id, 2001 id: 331).

Senada dengan hal tersebut, dalam pertemuan guru-guru jarang dibicarakan masalah pembelajaran apresiasi drama. Jika pembicaraan kebetulan masalah sastra, diskusinya masih berkutat di seputar apresiasi puisi, dongeng, cerpen, dan novel. Itu pun kalau yang hadir kebetulan guru yang menaruh minat dalam pembelajaran sastra.

Dalam pengajaran bahasa dan sastra di sekolah diberikan empat jenis keterampilan berbahasa. Keempat jenis keterampilan tersebut adalah mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Dalam menguasai keterampilan berbahasa, awalnya anak mengenal bahasa melalui menyimak. Setelah menyimak, anak berusaha untuk berbicara menirukan bahasa yang disimak. Tahap berikutnya, anak akan berlatih membaca dan berusaha untuk mengenal bentuk tulisan (wacana). Setelah itu, Ia akan berusaha untuk menulis. Jadi, antarkeempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang erat. Kegiatan tersebut dapat menjadi fokus pembelajaran. Berdasarkan aktivitas penggunaannya, keterampilan membaca dan menyimak tergolong keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif sedangkan keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat produktif.

Di antara keempat keterampilan berbahasa tersebut, menulis berada pada tataran yang paling tinggi. Menulis merupakan kegiatan yang kompleks dan produktif. Oleh karena itu, untuk keterampilan menulis, ketiga keterampilan di bawahnya haruslah mendukung.

Menulis merupakan sarana mengembangkan daya pikir atau nalar dengan mengumpulkan fakta, menghubungkannya kemudian menarik kesimpulan. Menulis juga dapat memperjelas sesuatu kepada diri penulis karena gagasan-gagasan yang semula masih berserakan dan tidak runtut di dalam pikiran dapat dituangkan secara runtut dan sistematis. Melalui kegiatan menulis, sebuah gagasan akan dapat dinilai dengan mudah. Manfaat menulis yang lainnya adalah dapat memecahkan masalah dengan lebih mudah, memberi dorongan untuk belajar secara aktif, dan membiasakan diri berpikir dan berbahasa dengan tertib. Keterampilan menulis yang berkaitan dengan penelitian ini hanya akan dititikberatkan pada kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

Kemampuan menulis setiap orang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan menulis ini bisa disebabkan oleh minat dan membaca yang dimiliki siswa. Adanya minat dan keterampilan membaca akan membentuk minat dan keterampilan membaca pemahaman teks drama yang berbeda dalam kegiatan menulis naskah drama. Minat siswa yang masih rendah terhadap drama dan keterampilan membaca pemahaman teks drama yang minim tentunya akan berkontribusi terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta. SMAN 8 Yogyakarta merupakan salah satu SMA terfavorit di DIY dan untuk perhatian terhadap dramanya terbilang sangat baik, dapat dibuktikan dengan mempunyai kelompok teater sekolah dengan beberapa kali mementaskan drama dan pernah mendapatkan juara dalam festival teater tingkat daerah. Dipilihnya kelas XI karena siswa kelas XI dilihat dari segi mental khususnya kemampuan pikirnya mulai sempurna/kritis dan dapat melakukan abstraksi. Ia mulai menolak hal-hal yang kurang dimengerti sehingga sering terjadi pertentangan pendapat dengan orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya. Subjek penelitian yang diambil adalah kalangan pelajar karena keterampilan berbahasa sangat erat kaitannya dengan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, ternyata penelitian ini mengandung beberapa permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah:

1) kontribusi antara minat drama dengan membaca pemahaman teks drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

2) kontribusi antara minat drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

3) kontribusi antara membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

4) kontribusi antara minat drama dan membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

5) faktor-faktor yang mempengaruhi minat drama dan membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, masalah yang timbul cukup banyak dan kompleks sehingga tidak memungkinkan untuk membahas semua masalah yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini hanya dibatasi pada tiga masalah yang akan dianalisis, yaitu:

1) kontribusi antara minat drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

2) kontribusi antara membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

3) kontribusi antara minat drama dan membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah:

1) adakah kontribusi antara minat drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta?

2) adakah kontribusi antara membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta?

3) adakah kontribusi antara minat drama dan membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1) mendeskripsikan kontribusi antara minat drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta;

2) mendeskripsikan kontribusi antara membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta;

3) mendeskripsikan kontribusi antara minat drama dan membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Persoalan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah kontribusi antara minat drama dan membaca pemahaman teks drama terhadap kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI SMAN 8 Yogyakarta. Manfaat penelitian ini sebagai berikut.

1. Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan informasi bagi masyarakat dan dunia pendidikan terutama pengajar demi keberhasilan pengajaran membaca, dan menulis. Selain itu, untuk mengupayakan peningkatan minat drama dan membaca pemahaman teks drama dalam kontribusinya terhadap kemampuan menulis naskah drama khususnya bagi para siswa SMA dan masyarakat pada umumnya.

2. Praktis

a. Berkaitan dengan fungsi guru sebagai penilai hasil belajar siswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi guru untuk mengikuti hasil-hasil belajar yang dicapai siswa. Informasi yang diperoleh dari evaluasi ini merupakan umpan balik terhadap proses belajar membaca dan menulis naskah drama sekaligus sebagai titik tolak untuk memperhatikan dan meningkatkan proses belajar membaca dan menulis selanjutnya.

b. Penelitian ini juga memberikan masukan bagi guru untuk senantiasa berusaha menumbuhkan, memelihara, dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan menulis karya sastra, khususnya naskah drama.

c. Penelitian ini diharapkan menjadi landasan atau dasar dan sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan upaya meningkatkan minat drama, membaca pemahaman teks drama, dan kemampuan menulis naskah drama.

G. Definisi Operasional

  1. Minat

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu objek yang dianggapnya dapat memberikan kesenangan dan kebahagiaan. Kecenderungan ini bersifat fundamental atau mendasar sehingga akan menimbulkan suatu kesadaran untuk selalu berhubungan aktif dan timbul keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan apa yang telah membuatnya senang dan bahagia.

  1. Membaca

Membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi yang terdapat di dalam tulisan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis

  1. Menulis

Menulis merupakan kegiatan menuangkan gagasan, ide atau pendapat yang akan disampaikan kepada orang lain (pembaca) melalui media bahasa tulis untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud oleh penulis.

  1. Drama

Drama merupakan imitasi dari kehidupan atau perilaku manusia yang dipentaskan dengan suatu penampilan gerak, dialog, mimik, dan gesture yang dapat dinikmati dalam pementasan.

  1. Naskah drama

Naskah drama dibagi dalam adegan dengan pengungkapan tokoh, penyampaian gagasan dengan alur yang logis, dan penggambaran setting yang jelas akan menciptakan naskah benar-benar hidup atau aspek cerita sebagai bagian dari sastra dan aspek pementasan yang berhubungan erat dengan seni lakon atau seni teater.


Tidak ada komentar: